Monday, August 12, 2013

Tanya Jalak Kepada Ranting, dan Jawab Ranting Kepada Pergi.


TANYA JALAK KEPADA RANTING,
DAN JAWAB RANTING KEPADA PERGI.


A POETRY.


for you,
and Arnest and Burhan.

 

Tanya jalak kepada ranting, "Ketika aku pergi, akankah kau menanti?"
Sebelum ranting mampu menjawab, jalak telah melayang pergi.

Yang ada hanya desir, dan naung awan di ketinggian.

Kemudian, kata ranting, kepada lengang langit dan kosong angkasa,
"Aku akan menunggu, dengan setia,
seperti penantian tanah kepada bulir-bulir hujan kerontang
seperti yang dilakukan tunas kepada reguk musim semi
seperti yang kulakukan, bertahun ini.
"Aku akan kokoh, menunggu, dirimu pulang
Mengaitkan harapan dan penantian kepada angan
Sekilas ingatan, katamu, bahwa kau akan ingat kepadaku
Seperti pula aku, hatimu, yang berlayar, akan menunggu
"Aku akan lekat, menanti,
Meskipun tak ada janji dirimu kembali
Untuk berlabuh lagi di dahan yang sini
Meski entah ranting mana yang nanti kau sebut rumah
Kepada tiap jalak yang menggoda, aku akan tabah menggebah
"Aku akan erat memberi
Karena kasih seharusnya tiada pamrih
Biar mungkin badai mematahkan dan buluhku perih meretih
Hatiku tiada akan kecut, tiada ajrih.
"Aku akan menunggu, sebisaku, sekuatku
Karena sungguh kau tahu sejatiku rapuh dan layuh
Tapi aku yakin dan tahu
Aku tak akan patah dan jatuh.
"Jadi, jalak, aku akan menunggu, dengan setia
Meski ini hanya kukata kepada lengangnya angkasa
Meski ini hanya didengar oleh luasnya gegana
Seperti yang selalu aku laku saat kau pergi,
dalam sepi,
dalam sunyi,
aku menanti."

Yogyakarta, 13 Juli 2013.