Sunday, May 22, 2011

Error. Confusion?

Ini akan menjadi tulisan terburuk. Lidahku kelu, jariku membatu, dan otakku beku saat ngilu menghunjam hatiku. Jujur, aku tak bisa berpikir.

Apakah aku telah menjadi seorang bajingan? Jujur, aku tidak mengerti. Oke, aku akui bahwa hari ini aku bangun dengan perasaan sangat aneh. Rasanya sehabis mabuk. Semalam diangkat hingga melambung tinggi, kemudian pada pagi hari dijatuhkan hingga merasa mual.

Dan kemudian aku menyapa orang-orang terdekatku. Semuanya berjalan cukup baik. Lalu aku menyadari bahwa orang-orang tidak se-welcome biasanya. Mengacuhkanku. Aku sungguh tidak mengerti, tidak. Hingga akhirnya aku pun diliputi rasa sedih, yang kemudian berkembang menjadi amarah.

Kekecewaan menumpulkan indera, mungkin. Aku menyesali amarahku, ya, tetapi aku sendiri tidak mengerti bagaimana aku bisa menjadi semarah itu. Sejujurnya, mengerti. Lebih ke menyesali, sejujurnya. Karena aku menyadari bahwa semuanya sudah salah dari awal.

Bukan hanya dia atau dia atau dia yang mengacuhkanku. Semua orang, tanpa terkecuali. Dan penyebabnya adalah aku. Jelas, aku, diriku! Bagaimana aku bisa yakin? Karena bukankah tindakan orang merupakan timbal balik tindakan kita? Maka bila mereka amat sangat tidak ramah dan suportif, itu karena aku sendiri telah berbuat brengsek.

Karena bukan hanya mereka-yang-di-siang-hari yang menanggapiku dengan buruk. Mereka-yang-di-malam-hari pun juga. Seakan-akan mereka muak kepadaku, muak melihatku... muak kepadaku. Ya Tuhan aku ingin menangis. Aku yang bersalah, pasti pasti pasti.

Tetapi, demi Tuhan, aku tidak mengerti. Aku sama sekali tidak merasakan tindakan jahat apapun hari ini. Ingin mencelakakan orang saja tidak. Sama sekali tidak ada keinginan buruk. Demi Tuhan, apa yang telah aku perbuat, memangnya?

Aku tidak tahu. Sama sekali tidak tahu. Aku sama sekali tidak tahu. Aku sama sekali tidak tahu. Aku sama sekali tidak tahu. Aku sama sekali tidak tahu. Aku sama sekali tidak tahu. Aku sama sekali tidak tahu. Aku sama sekali tidak tahu. Aku sama sekali tidak tahu.

Tuhan, aku hanya merasa bingung hari ini. Ada kabut dalam otakku, dalam diriku. Aku benar-benar merasa linglung hari ini. Bukan merasa jahat. Tetapi, oh, Ya Rabbi, apa salahku? Aku merasa bersalah. Namun, aku tidak tahu apa salahku.

Sungguh, Tuhanku, aku hanya bertindak sebiasa orang linglung hari ini. Aku tidak bermaksud menyakiti siapapun. Tetapi, mengapa orang-orang tersakiti? Apa salahku, Ya Rabbi? Aku tidak ingin tidak mensyukuri semuanya, aku takut kepada kutuk-Mu. Tetapi, mau tidak mau aku berpikir, mengapa aku selalu saja berbuat salah? Bahkan saat aku tidak memaksudkan apa-apa?

Aku ingin menangis, Tuhan. Aku sungguh bingung. Bahkan untuk mendeskripsikan masalahku pun aku tak dapat. Karena aku tak tahu, Ya Tuhan. Aku tak tahu apa salahku. Aku bersedia dihujat dunia asalkan mereka benar-benar menunjukkan salahku.

Tuhan, aku benar-benar sendirian sekarang. Jangan tinggalkan aku, Tuhan. Tolong jawab pertanyaanku, aku mohon.

Ataukah Kau seperti mereka, mengacuhkanku? Apakah itu berarti aku telah menyakiti-Mu?

Oh, demi apapun, aku tidak tahu lagi harus bagaimana.

Tolong...

Tuesday, May 10, 2011

Monochrome?

I’m writing once more:

This thing happens sometimes.


I found a spare time when I can sit down and relax. Like a me-time.

And in that time, something strange happened.


I kept being still and quiet, while world outside moving slowly around me. Laugh and shoutings become an emotionless echoes of silence; faces become empty and colors sucked out.

Red, pink, and blue seen as grey in my eyes; while rainbow only show the colors of shadow.


I retreated from the world and went into my mind.

But where imagination used to roam—where fairies and dragons used to live—had changed into mists and ruins. No, it’s not ruins. Their shape was too dreadful to be called as ruins.

It’s an abstract thing, a monotone matter, that spinning like a whirl of cloud. With no shape. No intention. No color. Nothing.

Then it felt like my body got crushed and my bones were destroyed. Something stabbed my heart so deep, until it reach my heart’s deepest core. The pain that came spread into my nerves—it paralyzed my body and brain.

Then, I close my eyes, and air around me had weight—and I were too weak to feel it.


I couldn’t breath.


***


What’s wrong with me?

I don’t understand. It didn’t have any connection with my problems. Even though I haven’t did it, I’ve found the way to solve them. But, that happens when I’m not thinking any of my problems. It’s always become the time when I feels like strangled. Everything around turned heavy. But I’m not feeling pain—I mean, I do feel the pain like physically, but not emotionally. My skin does; my brain doesn’t.

I fell down silently—but I didn’t realized that I did.


Weird, isn’t it?

What describe that kind of feeling best? Ignorance? Emptiness? Confusion? Depression? Crumbling? Dementia?

I don’t know, friend, I don’t know.


***


But it’s seems relieving if my body destroyed into dust and dissolved with the air.


Poof.