Ini akan menjadi tulisan terburuk. Lidahku kelu, jariku membatu, dan otakku beku saat ngilu menghunjam hatiku. Jujur, aku tak bisa berpikir.
Apakah aku telah menjadi seorang bajingan? Jujur, aku tidak mengerti. Oke, aku akui bahwa hari ini aku bangun dengan perasaan sangat aneh. Rasanya sehabis mabuk. Semalam diangkat hingga melambung tinggi, kemudian pada pagi hari dijatuhkan hingga merasa mual.
Dan kemudian aku menyapa orang-orang terdekatku. Semuanya berjalan cukup baik. Lalu aku menyadari bahwa orang-orang tidak se-welcome biasanya. Mengacuhkanku. Aku sungguh tidak mengerti, tidak. Hingga akhirnya aku pun diliputi rasa sedih, yang kemudian berkembang menjadi amarah.
Kekecewaan menumpulkan indera, mungkin. Aku menyesali amarahku, ya, tetapi aku sendiri tidak mengerti bagaimana aku bisa menjadi semarah itu. Sejujurnya, mengerti. Lebih ke menyesali, sejujurnya. Karena aku menyadari bahwa semuanya sudah salah dari awal.
Bukan hanya dia atau dia atau dia yang mengacuhkanku. Semua orang, tanpa terkecuali. Dan penyebabnya adalah aku. Jelas, aku, diriku! Bagaimana aku bisa yakin? Karena bukankah tindakan orang merupakan timbal balik tindakan kita? Maka bila mereka amat sangat tidak ramah dan suportif, itu karena aku sendiri telah berbuat brengsek.
Karena bukan hanya mereka-yang-di-siang-hari yang menanggapiku dengan buruk. Mereka-yang-di-malam-hari pun juga. Seakan-akan mereka muak kepadaku, muak melihatku... muak kepadaku. Ya Tuhan aku ingin menangis. Aku yang bersalah, pasti pasti pasti.
Tetapi, demi Tuhan, aku tidak mengerti. Aku sama sekali tidak merasakan tindakan jahat apapun hari ini. Ingin mencelakakan orang saja tidak. Sama sekali tidak ada keinginan buruk. Demi Tuhan, apa yang telah aku perbuat, memangnya?
Aku tidak tahu. Sama sekali tidak tahu. Aku sama sekali tidak tahu. Aku sama sekali tidak tahu. Aku sama sekali tidak tahu. Aku sama sekali tidak tahu. Aku sama sekali tidak tahu. Aku sama sekali tidak tahu. Aku sama sekali tidak tahu. Aku sama sekali tidak tahu.
Tuhan, aku hanya merasa bingung hari ini. Ada kabut dalam otakku, dalam diriku. Aku benar-benar merasa linglung hari ini. Bukan merasa jahat. Tetapi, oh, Ya Rabbi, apa salahku? Aku merasa bersalah. Namun, aku tidak tahu apa salahku.
Sungguh, Tuhanku, aku hanya bertindak sebiasa orang linglung hari ini. Aku tidak bermaksud menyakiti siapapun. Tetapi, mengapa orang-orang tersakiti? Apa salahku, Ya Rabbi? Aku tidak ingin tidak mensyukuri semuanya, aku takut kepada kutuk-Mu. Tetapi, mau tidak mau aku berpikir, mengapa aku selalu saja berbuat salah? Bahkan saat aku tidak memaksudkan apa-apa?
Aku ingin menangis, Tuhan. Aku sungguh bingung. Bahkan untuk mendeskripsikan masalahku pun aku tak dapat. Karena aku tak tahu, Ya Tuhan. Aku tak tahu apa salahku. Aku bersedia dihujat dunia asalkan mereka benar-benar menunjukkan salahku.
Tuhan, aku benar-benar sendirian sekarang. Jangan tinggalkan aku, Tuhan. Tolong jawab pertanyaanku, aku mohon.
Ataukah Kau seperti mereka, mengacuhkanku? Apakah itu berarti aku telah menyakiti-Mu?
Oh, demi apapun, aku tidak tahu lagi harus bagaimana.
Tolong...