Sunday, January 16, 2011

Resolusi Tahun Baru


Januari 2011 sudah habis separuh dan saya baru menuliskan resolusi tahun baru saya. Beberapa orang akan berkata, "Hey, kau terlambat." Namun, saya percaya bahwa untuk bermimpi dan berubah tidak pernah terlambat.

Jadi, mengenai resolusi 2011...
Membahas mengenai resolusi 2011, tidak lepas dari hal-hal yang telah saya lakukan di tahun 2010. Harus saya akui bahwa saya mengalami banyak perubahan di tahun 2011. Pergantian dari SMP ke SMA, tidak dapat dipungkiri, adalah sebuah transisi yang amat berpengaruh dalam kehidupan saya. Ada banyak keputusan yang harus diambil, ada banyak perubahan yang harus dibuat.
Sejujurnya, 2010 adalah tahun yang sangat berat bagi saya. Ada banyak tekanan dari berbagai aspek kehidupan saya yang benar-benar merobohkan pondasi benteng kehidupan saya. Dinding-dinding yang saya bangun selama 16 tahun kehidupan saya remuk redam, tercerabut hingga ke akar-akarnya. Saya benar-benar mengalami apa yang orang-orang sebut “rollercoaster phase”—diangkat setinggi-tingginya, kemudian dihunjamkan ke tanah. Saya seperti orang hilang—tanpa arah, tanpa tujuan, tanpa teman, tanpa pedoman.
Di tahun 2010, saya benar-benar kehilangan pegangan.
Tetapi, justru kini saya menyadari bahwa penghancuran tersebut penting. Benteng perlindungan saya memang perlu dirobohkan. Mengapa? Karena kini saya sudah berada di dunia yang jauh berbeda dari dunia saya 15 tahun lalu: saya berada di ambang dunia kedewasaan, di mana saya harus meninggalkan semua proteksi imajinasi masa kecil dan melangkah menghadapi dunia nyata. Saya harus keluar dari rumah kerang saya, saya harus pergi dari benteng saya; semua agar saya benar-benar tumbuh menjadi manusia dewasa sebijaksana dan sematang mungkin.
2010 adalah perobohan. 2011 adalah pembangunan kembali. Tahun ini adalah tahun megatransisi. Di tahun inilah saya akan—dan harus—membangun pondasi bagi bentuk saya di masa-masa mendatang. Sekarang saya harus mematangkan segala pembelajaran yang saya dapatkan selama 1994-2010 serta mengadaptasikannya dalam kehidupan saya yang baru.
Oleh karena itu, langkah pertama yang saya lakukan untuk mengawali pembangunan benteng saya adalah dengan mengosongkan resolusi 2011 saya.
Saya membuat begitu banyak resolusi di 2010. Beberapa berhasil; namun, banyak yang tidak. Bukan berarti saya tidak mensyukuri pencapaian-pencapaian saya, yang tidak bisa dibilang sederhana. Namun, memang itu kenyataannya. Ironis bahwa, sekarang, saya menyadari bahwa hal-hal tersebut tidak terkabul justru karena saya terlalu memikirkannya; membicarakannya; mengejarnya. Istilah gamblangnya, menjadikan mimpi saya tersebut beban—sesuatu yang amat bertentangan dengan kepribadian saya sebagai manusia bebas. Maka, alam bawah sadar saya menentangnya; dan tiada tercapailah mimpi-mimpi tersebut.
Maka saya memutuskan untuk membiarkan semuanya mengalir. Saya akan membuat berbagai rencana, saya akan menjalani berbagai kegiatan; namun, saya tidak akan mematok apapun. Just live it. Jalani apapun sesuai arusnya. Ibaratnya, saya tidak ingin melihat sejauh apa garis finish saya dan menargetkan waktu yang harus saya habiskan. Saya hanya akan berlari menyusuri rute saya, melakukan apapun semampu saya, dan baru melihat hasilnya di akhir. Saya akan membuang semua ambisi. Saya tidak ingin terbebani oleh standar perfeksionisme saya lagi.
Dan saya akan berhenti membiarkan orang lain mendistraksi saya. Tidak, saya akan menjadi diri saya sendiri kali ini. Saya yang akan memilih pilihan hidup saya; saya yang akan menjalaninya. Orang-orang boleh menggugat, mengkritik, dan menyarankan ribuan opini—itu hak mereka. Tetapi, kali ini, saya yang akan mengeksekusi semuanya.
I am the single player in my stage. Nobody shall rain in my parade. And if that makes me a bitch, then so what? Madonna said, “I'm tough, ambitious, and I know exactly what I want. If that makes me a bitch, okay. If that is the definition of a bitch, then I have been a bitch since I was born—and I am willing to be a bitch until the day I die.
Itulah resolusi 2011 saya. Sebuah kesederhanaan. Hanya sebuah cita-cita dan komitmen, tanpa embel-embel yang membebani.
Untuk menjadi bebas.