Sunday, September 6, 2009

Response #1

A response for this blogpage.


Aku minta maaf.

Aku tidak tahu apakah itu untukku aku, tapi aku minta maaf.

Aku merasa itu kamu tujukan untukku.

Kamu sering menunjukkan sikap bahwa aku mengecewakanmu.

Aku menyakitimu.

Aku melupakanmu.

Dan segala hal jahat lainnya,

yang setelah aku renungi, ternyata memang menyakitimu.

Dan pantas membuatmu marah.

(Marah dalam artian fundamental marah tersebut, bukan dalam pengertian sentimentalnya)

Tapi sungguh, aku berkata dari dalam hatiku,

aku tidak pernah bisa marah karenamu.

Kamu pukul aku sampai sakit, aku nggak akan marah.

Jujur.

Aku terlalu sayang sama kamu untuk kamu sakiti secara fisik.

Tapi justru sewaktu kamu ngacangin aku kemarin, aku benar-benar sakit hati.

Sakit hati yang hanya bisa diakibatkan oleh seseorang yang sangat aku sayang.

Karena kamu marah sama aku. Dan itu berarti aku sudah mengecewakanmu.

Aku sakit karena aku kecewa sama diriku, karena sudah mengecewakan orang yang aku sayang.

(Tenanglah, aku sudah memaafkanmu. Katakan aku pede, tapi aku terlalu percaya kamu tidak bisa menyakitiku. Aku tahu kamu sayang aku.)

Tapi aku ingin kamu tahu, bahwa aku sayang banget sama kamu.

Kamu salah satu dari segelintir orang yang sangat aku hargai.

Karena itu aku bisa percaya kamu tidak akan menyakitiku,

itu yang disebut optimisme orang yang menyayangi seseorang.

Mereka selalu melihat yang terbaik dari seseorang.

Itulah sebabnya aku benar-benar nggak akan ngecewain kamu.

Kamu sudah seperti saudara aku sendiri.

Kamu seperti keluarga aku, seakan ibumu adalah adik ibuku.

(Dan jujur, kami sudah menganggapmu sebagai keluarga. Seakan ibumu memang adik ibuku.)

Jadi aku minta maaf, minta maaf ribuan kali jika aku mengecewakanmu.

Aku nggak akan mengecewakanmu lagi.

Karena kamu sahabat sejatiku.

Karena kamu seperti saudara bagiku.

Dan saudara tidak sepantasnya membenci satu sama lain, ingat?

Jadi apapun yang akan terjadi, aku tidak akan pernah memusuhimu.

Aku akan selalu berada di sampingmu, menemani langkahmu, menyokongmu, memandumu.

Apapun yang kamu pilih dalam hidup ini, aku akan selalu di sana.

Oke?

Karena aku sayang sama kamu, sahabat-saudaraku...

Janji ya kita nggak akan pernah marahan beneran, apalagi sampai jadi musuh?

Karena aku nggak akan bisa mengecewakanmu.

Aku terlalu sayang kamu untuk itu.




untuknya,
makhluk eksentrik, revolusioner, dan pemberani;
aku janji ini bukan puisi munafik
karena aku
nggak bisa berdusta kalau sama kamu
(dalam artian, berdusta yang dusta, bukan berdusta bercanda)
maaf untuk segala kesalahanku, saudara saya tersayang...