Tuesday, April 14, 2009

Curhatdanapologi

Jadi, pembaca, begini ceritanya.

Saya sejujurnya ingin mengirimkan sebuah post yang sudah matang, tapi, sial. Ada error HTML entah apa di dalamnya, dan saya tidak bisa mengetahui errornya apa, tapi dasar internet dan program di dalamnya terlalu cerdas sehingga mengetahuinya, jadinya justru saya tidak bisa mengepost draf matang tersebut.

(AAAAARGH!!! MENYEBALKAN!!!)

Jadi intinya saya sedang mutung. Benar-benar mutung!!! Tahu tidak pembaca, komputer saya rusak!!! (Nah, mungkin pembaca bertanya, jadi kenapa saya bisa mengirim apologi ini? Jawabannya, karena kompii saya ada dua. Yang satu, kepunyaan saya dan mbak saya yang lehong itu, sudah diinstall berbagai fitur penunjang internet yang menarik. Namun, sayangnya, internet saya justru mau konek di tempat bapak saya ini. Jadinya kalau ngenet harus di tempat bapak; dan kalau nge-game di kompii saya sendiri.)

Nah, si kompii game itu rusak!!! Windows-nya pula. Jadi satu-satunya jalan untuk menyelamatkan nyawanya adalah dengan di-format ulang!!! Saya tidak takut file-file saya hilang, karena semuanya sudah terselamatkan di bagian D, bukan di C. Jadinya kalau diformat tidak hilang. Masalahnya, itu berarti The Sims 2 saya hilang beserta setiap anak-anak virtual saya tercinta, begitu pula Age of Empires III saya; padahal Perancis saya baru sampai level 30, itupun dengan mengorbankan darah dan curahan air mata!!!!

(Aduh lebay. Tapi saya mendukung, karena memang kompii sialan itu rusak pada saat yang tidak tepat.)

Mutung, mutung, mutung.

Satu lagi deh. Labelnya aja curhat. Jadi, kemarin Sabtu waktu menunggu dijemput orangtua, saya menanti di sebuah kursi di depan pos satpam. Mendadak, datanglah sosok mengerikan di atas motor gedhenya!!! Seorang bapak-bapak, tinggi dan kekar, kulitnya coklat terbakar matahari. Rambutnya setengkuk panjangnya dan ada cambang-cambang halus di wajahnya. Waduh, persis banget preman deh! Ngerinya tak terkira. Belum lagi rahangnya keras.

Sempat terpikir, jangan-jangan ini memang preman kampung nyasar ke SMP N 5.

Bapak itu duduk di sebelah saya, dan saya pun gemetar ketakutan. Dia mengeluarkan HPnya yang entah merk apa, dan mulai menyetel lagu...

...dangdut.

Seandainya saja saya tidak ngeri dengan penampilan bapaknya, jelas sekali saya tertawa ngakak. NGAKAK. Terpingkal-pingkal. Guling-guling kaya landak sampai diklakson mobil yang mau nabrak. Tapi saya hanya diam seperti patung, takut kalau tahu-tahu bapaknya itu--yang asyik menikmati dangdut kesayangannya dengan penuh penghayatan--mengeluarkan jurus premannya dan menghajar saya.




Yah, sekiranya hanya begitu saja dulu. Pokoknya, maaf banget, saya malah mengepost draf gejebo seperti ini. C U.


-akib-