Tuesday, March 3, 2009

Manisnya Balas Dendam - Seri 1

Ya. Manis sekali. Sungguh, sungguh, sangat manis.
Mengapa? Karena kita bisa menyengsarakan orang yang telah menyengsarakan kita terlebih dahulu. Sehingga orang itu sama-sama tersiksa... Kalau bisa justru lebih. HAHAHAHA (ketawa ala mak lampir).
Ini bukan cuma ungkapan klise. Saya benar-benar merasakannya. Orang itu mungkin sudah mempermalukan saya, tapi hanya pada segelintir anak... Namun, saya? Saya sudah mempermalukannya ke seisi kelas. DAN SEKARANG, ke seisi dunia.
Asal-usulnya begini. Jadi, suatu malam, saya membuka Friendster saya, langsung menuju Comments. Saat saya mengklik, mendadak muncul sebuah gambar. Gambar itu awalnya adalah foto dari HP, saat saya, pemilik ratihsanjaya.blogspot.com, serta salah seorang teman saya, sedang berdiri bertiga di depan ruang guru dengan tersenyum (biasa, Bhe Groovers itu ciri-cirinya narsis sekali). Tapi, teman saya yang namanya sungguh aneh itu (masa, Dewi Amis, coba?) telah mengedit foto tersebut.
Sebenarnya bukan mengedit--lebih tepat disebut sebagai "mencoba memakai program komputer bernama Adobe Photoshop seperti anak kecil berusia lima tahun, dengan sembarangan menebarkan efek menjijikkan ke sembarang tempat, menghasilkan sampah yang sungguh sangat norak sekali". Dan kemudian, secara sembarangan pula, dia menuliskan kalimat (tidak perlu saya jabarkan) yang intinya menyebut kami bertiga sebagai Keluarga Berencana.

WAKS.

Bukan karena hinaannya yang membuat saya syok, tapi kebodohan teman saya itu. Setahu saya, semenjak saya berusia lima tahun, program Keluarga Berencana itu menganjurkan setiap keluarga maksimal mempunyai dua anak. Di mana-mana, logonya selalu sepasang orangtua dan dua orang anak, laki-laki serta perempuan. Padahal, di sana hanya ada satu cowok, yaitu saya!
Sungguh kesalahan yang memalukan.
Tapi tentu saja saya sungguh marah pada saat itu. Betapa beraninya dia, menyebarkan sampah seperti itu ke teman-teman saya! Dia pikir, siapa dia? Tidak bisakah saya membuat dusta yang lebih mengerikan dan mematikan dari itu? Maka, saya pun sudah memasang satu tekad bulat: saya akan mempermalukan dia; dan saya pastikan, dia akan lebih sakit daripada saya.


***


Paginya, saya segera mencak-mencak dengan murkanya. Bukan cuma saya, pemilik ratihsanjaya.blogspot.com serta teman cewek saya yang satunya lagi juga. Tapi ini hanya akting--ramuan saya sedang digodhog. Bersama dengan pemilik blog tersebut, saya menyusun rencana. Dan segera saya laksanakan.
Rencananya bagaimana? Begini. Beberapa hari sebelumnya, saya, pemilik blog, dan Dewi Amis itu mengerjakan tugas PANAMA bersama-sama menggunakan flashdisk sang malaikat kaum berbau amis tersebut. Nah, tanpa sengaja kami menemukan foto-fotonya... yang sungguh-sungguh mengejutkan. Penuh skandal.
Skandal apa? Pornokah?
Bukan, tidak separah itu. Jauh lebih parah. Ada apa? Pembaca, kami mendapati bahwa teman kami tersebut telah menjadi model iklan!!! Iklan yang norak pula. Foto-fotonya saat berada di Benteng Vredeburg itu bisa dijelmakan menjadi iklan koyo sakit gigi, obat pusing kepala, lampu boros energi, dan masih banyak lagi.
Pokoknya, sebuah aset yang sangat berharga.

Jadi... rencana kami adalah mengerjadi foto itu, mewujudkannya menjadi poster iklan yang pas. Dan malamnya, saya mengerjakan calon mahakarya saya tersebut.


***


Akhirnya, selesai juga. Dan inilah hasil karya saya:


POSTER FILM "KUTUKAN DEWI LORO AMIS"


***


Segera, karya tersebut saya sebarkan di Friendster. Berhasil; sukses besar. Dewi Amis ditertawakan teman-teman saya. Di sekolah, mereka menertawainya. Saya sungguh sangat bahagia sekali!
Dan bukan hanya itu saja. Jadi, keesokan paginya, guru Matematika saya, Mr. Raphael Santi (eh, salah, ding; Raphael Santi itu nama seniman Renaissance. Kalau yang ini saRaphael Krismanto) menggunakan LCD kelas saya. Nah, sewaktu menghidupkan komputer kelas saya, apa yang menantinya?
Wajah seram Dewi Amis tersebut, nampang di wallpaper kelas.
Dan saat itu LCD menyala. Dengan segera, semua siswa di kelas saya, baik telah melihatnya di Friendster atau belum, melihat posternya. Komplit. 38 anak, semuanya menyaksikan dengan terkesima; bagaimana Dewi Amis telah menjadi model sinetron murahan di Indosiar.

Yang terjadi selanjutnya? Gampang ditebak. Seisi kelas pun tertawa.

Benar-benar terpermalukan sang malaikat ikan asin tersebut!
Saya dan pemilik ratihsanjaya.blogspot.com tidak bisa berbuat apa-apa kecuali tertawa. Tapi, kami sudah berniat, bahwa ini bukanlah satu-satunya fotonya yang akan saya pajang. Akan ada foto-fotonya yang lain, teredit dengan sempurna dalam berbagai bentuk menghinakan, terpajang baik di blog ini maupun Friendster.

Oh ya; bukan hanya ini. Akan ada lagi. Tunggulah dalam Manisnya Balas Dendam - Seri 2...